Dekan Fakultas Agama Islam dan Pendidikan Guru (FAIPG) Universitas Djuanda (UNIDA) Dr. Zahra Khusnul Lathifah, M.Pd.I., M.C.E menjadi narasumber pada kegiatan I’tikaf Seleksi Tahap Akhir Calon Santri Mahasiswa Penerima Beasiswa PKD, Kamis (03/08/2023) di Ruang E.303 FISIPKOM UNIDA.

Dalam kesempatan ini, Dr. Zahra Khusnul Lathifah, M.Pd.I., M.C.E menyampaikan materi dengan judul “Tauhid sebagai Modal Awal Menghadapi Tantangan Global”.

“Apa itu tauhid? Tauhid secara bahasa berasal dari kata wahida, yuwahidu, tauhidan yang artinya mengesakan. Menurut istilah, tauhid adalah mengesakan Allah SWT dalam uluhiyah, rububiyah, nama-nama dan sifat-Nya. Ini adalah deksripsi yang ada didalam buku yang ditulis langsung oleh Prof. Dr. H. Martin Roestamy, SH., MH dan Dr. Hj. R. Siti Pupu Fauziah, S.Pd.i., M.Pd.I. Tauhid menjadi sebuah cara pandang, way of life, konsep, pegangan, dalam kehidupan sehari-hari dan bersosialisasi dengan manusia lainnya,” terangnya mengawali pemaparan.

Dr. Zahra Khusnul Lathifah, M.Pd.I., M.C.E menuturkan, terkadang dalam melakukan suatu hal, manusia memiliki motif lain selain karena Allah SWT, salah satunya yakni hanya karena ingin dipandang oleh manusia lainnya. Hal ini menjadi sebuah celah kekurangan manusia, karena sesungguhnya segala apapun yang dilakukan, haruslah sepenuhnya semata-mata atas dasar mengharap ridho Allah SWT.

“Mulailah dari sekarang kita berbenah diri, jika seandainya kita mendapatkan kesulitan dalam hidup, mungkin ada hal yang kurang dari kita, shalat kita kurang betul, belum banyak beristighfar dan berdzikir kepada Allah. Allah tidak pernah meminta dijanjikan, berbeda dengan manusia yang sering meminta dijanjikan,” tuturnya.

 “Ketika kita berharap kepada manusia, dan kita tidak mendapatkan sesuai dengan apa yang kita harapkan, kita akan merasakan kecewa yang luar biasa. Tetapi ketika mengalami itu dan kita merasa ikhlas dengan itu, kita akan berpikir bahwa mungkin itu yang terbaik untuk diri kita. Allah pasti akan menggantikannya dengan yang jauh lebih baik lagi, karena dibalik setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Jangan pernah kita tidak percaya bahwa apa yang kita panjatkan kepada Allah tidak akan terwujud, karena Allah sudah berjanji bahwa “Berdoalah kepadaku dan akan ku kabulkan”. Jika tidak dikabulkan melalui doa kita, mungkin akan dikabulkan melalui doa-doa orang lain,” sambungnya.

Dr. Zahra Khusnul Lathifah, M.Pd.I., M.C.E mengungkapkan, bahwasanya rezeki bukan hanya sekedar materi berupa uang, karena jika rezeki hanyalah sekedar uang maka orang kaya akan selalu bahagia dan tidak akan merasa sedih. Rezeki juga bukan hanya sekedar jabatan maupun keturunan. Rezeki memiliki bentuk bermacam-macam, seperti kesehatan, teman yang baik, dan lingkungan yang baik.

Santri PP Mabit UNIDA adalah generasi muslim yang memiliki modal dasar tauhid. Dr. Zahra Khusnul Lathifah, M.Pd.I., M.C.E menjelaskan, ciri-ciri generasi tauhid adalah beriman, berilmu, beramal, dan berkarakter.

“Beriman ada di dalam Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 128. Berilmu tercantum dalam Qur’an surat Al-Mujadalah ayat 11. Percuma jika memiliki ilmu yang tinggi, tetapi tidak beriman. Banyak orang yang melakukan penelitian dan riset, tetapi jika penelitian dan riset tidak didasari dengan iman, maka hal itu tidak akan berbuah kebaikan untuknya. Jika kita melaksanakan sesuatu dengan iman dan ilmu, maka Allah akan menaikkan derajat hamba-Nya,” terangnya.

Dalam kesempatan ini Dr. Zahra Khusnul Lathifah, M.Pd.I., M.C.E juga mengingatkan kepada para calon santri mahasiswa PKD agar dapat memiliki cita-cita dan pendidikan yang tinggi. Saat ini, tuntutan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam persaingan global semakin ketat, sehingga jika dikaitkan maka bukan hanya perlu memiliki kepintaran, tetapi juga haruslah dalam dirinya terdapat karakter yang baik. Tauhid menjadi sebuah pondasi yang wajib dimiliki oleh santri mahasiswa PKD UNIDA untuk menjadi generasi cerdas, berilmu, beriman dan berakhlak.