Islam sangat menekankan pentingnya perlindungan maupun perhatian pada mereka yang kurang beruntung, termasuk anak-anak yatim. Dalam Islam, keberadaan dan kedudukan anak yatim menjadi penting untuk diperhatikan. Salah satu momentum peringatan dalam mengayomi anak yatim ini adalah bertepatan pada tanggal 10 Muharram pada tahun hijriyah.

 Peringatan tersebut mengajarkan umat Muslim mengenai kewajiban moral dan sosial untuk melindungi hak-hak anak yatim dan memberikan perhatian khusus pada mereka dalam kehidupan sehari-hari.

 Dalam hadist dinyatakan bahwa "Siapa orang yang mengusap kepala anak yatim (menyantuni/menyayangi) pada hari Asyura (10 Muharram), maka Allah akan angkat derajatnya sebanyak rambut anak yatim tersebut yang terusap oleh tangannya”.

 Maka dapat disimpulkan bahwa siapapun yang menjaga, mengasihi dan menyayangi anak yatim akan mendapat pahala dan diangkat derajatnya oleh Allah SWT sebanyak helaian rambut anak yang diusapnya menggunakan tangan.

 Hal itulah yang mendasari Mahasiswa kelompok Kuliah Kerja nyata Tematik (KKN-T) Fakultas Agama Islam dan Pendidikan Guru (FAIPG) Universitas Djuanda (UNIDA) dalam melaksanakan program kerja pengabdiannya di Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.

 Kelompok Mahasiswa KKN-T FAIPG UNIDA berkolaborasi dengan Yayasan Al-Khoeriyyah menyelenggarakan santunan Anak Yatim dan Lansia dalam rangka memperingati 10 Muharram 1445 Hijriah, pada Selasa (8/8/2023). Bertempat di Majelis Taklim Al-Khoeriyah 1, kegiatan ini juga turut diisi oleh tausyiah dengan menghadirkan dosen FAIPG UNIDA Muhammad Rendi Ramdani, S.Pd.I., M.Pd.

 Guan Utama selaku Ketua Pelaksana dalam kesempatan ini menyampaikan terima kasih kepada Yayasan Al-Khoeriyyah yang sudah memberi kesempatan untuk bersama-sama menyelenggarakan acara peringatan 10 Muharram dengan mengadakan santunan anak yatim dan lansia. Ucapan terima kasih juga kepada para donator yang sudah membantu dalam menyukseskan acara santunan yatim dan lansia ini sehingga acara dapat berjalan dengan lancar. Sebagai informasi, paket santunan berjumlah 42 bingkisan serta uang santunan yang diberikan kepada 20 anak yatim dan 22 lansia.

 “Semoga apa yang sudah diberikan oleh para donatur mendapat balasan dari Allah SWT, tidak lupa harapan dengan diadakannya acara santunan ini semoga bisa membawa kebaikan, mendapatkan ridho dari Allah. Mudah-mudahan melalui kegiatan ini dapat menjadi teladan bagi semua orang, tidak lupa kami berharap semoga ini menjadi amal jariyah sebagai bekal pahala dan penolong kita di akhirat,” tuturnya.

 Sementara itu pada sesi tausyiah, Muhammad Rendi Ramdani, S.Pd.I., M.Pd menjelaskan mengenai 10 Muharram, keafdholan memuliakan anak yatim, ganjaran yang didapat dengan memberi santunan, serta anjuran-anjuran untuk menyantuni anak yatim terutama pada bulan Muharram.

 “Setiap muslim dianjurkan untuk memperbanyak amal sholeh mulai dari bersedekah, puasa, termasuk memuliakan anak yatim, meski hanya dengan mengusap kepalanya. Keutamaan memuliakan anak yatim diantaranya yakni kita berkesempatan untuk menjadi sahabat Rasulullah SAW di surga, kemudian juga bagi pengasuh anak yatim mendapat jaminan masuk surga, mendapat pertolongan dari Allah SWT, terhindar dari siksa kubur, dan yang paling penting adalah sebagai investasi amal untuk di akhirat,” terangnya.

 Salah satu warga Desa Cileungsi, Khodijah, berharap dengan adanya acara ini menjadi renungan untuk berbagi kepada sesama adalah salah satu perintah Allah SWT, terlebih kepada anak anak yatim.

 Alhamdulillah, acara santunan ini berjalan dengan baik dan lancar, mudah-mudahan dapat membangkitkan dan menumbuhkan rasa solidaritas sosial antar sesama Masyarakat dalam membangun kebersamaan, kepedulian, persatuan dan kesatuan,” ujarnya.