بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Senin lalu (30/4), hampir 100  mahasiswa/i program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Djuanda Bogor (PGSD FKIP Unida) nyaba ka Bandung. Rombongan studi lapangan ini berkunjung ke Saung Angklung Udjo (SAU) dan beberapa tempat lain di Bandung. Kegiatan yang didampingi 7 orang dosen ini bertujuan untuk mengingatkan mahasiswa/i mengenai budaya sunda atau dalam istilah bahasa sunda “Ngamumule Budaya Sunda”, menambah ilmu dan wawasan mengenai pendidikan khususnya pendidikan Bahasa Daerah dan Seni Budaya, menumbuhkan serta menguatkan rasa ukhuwah dan solidaritas antara sesama, menanamkan semangat dan motivasi dalam mencari ilmu dan mengenyam pendidikan serta meningkatkan rasa cinta terhadap kebudayaan yang ada di Indonesia. SAU merupakan suatu tempat yang merupakan tempat pertunjukan, pusat kerajinan tangan dari bambu, dan workshop instrumen musik dari bambu. Selain itu, SAU juga merupakan laboratorium kependidikan dan pusat belajar untuk memelihara kebudayaan Sunda dan khususnya angklung. SAU yang Berlokasi di Jalan Padasuka 118, Bandung Timur Jawa Barat Indonesia ini didirikan pada tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena dan istrinya Uum Sumiati, dengan maksud untuk melestarikan dan memelihara seni dan kebudayaan tradisional Sunda. [caption id="attachment_670" align="aligncenter" width="448"] Dosen dan Mahasiswa PGSD FKIP Unida nyaba ke SAU[/caption] Kegiatan kunjungan berlangsung menarik dan meriah. Rombongan PGSD FKIP Unida tiba di SAU pada pukul 08.30 wib dan langsung disambut dengan jamuan es lilin pada pembukaan acara kunjungan. Selayang pandang SAU, sejarah berdirinya SAU, serta berbagai prestasi yang diraih SAU dijelaskan secara rinci oleh pemandu acara. Selanjutnya, selain pertunjukan angklung, peserta juga disuguhi demonstrasi pembuatan angklung, teknik menyamakan nada dan ukuran angklung, merakit angklung, mengikat angklung hingga angklung siap pakai. Pertunjukan lain yang tak kalah menarik adalah pertunjukan wayang golek, helaran, tari tradisional, angklung mini, arumba, angklung masal nusantara, angklung orchestra. Peserta juga diajak untuk bermain angklung dan menari bersama. Selain mempererat silaturahmi, peserta pada kegiatan ini juga dibekali denatn pengetahuan baru yang menambah kecintaan terhadap budaya bangsa khususnya sunda. Selain melakukan kunjungan ke SAU, kegiatan ramah tamah juga dilakukan di Alun-Alung Bandung. Peserta secara berkelompok melakukan pementasan seni dengan dinilai oleh dosen pendamping. Kegiatan diakhiri dengan tukar kado dan foto bersama. (Chicy)