Bertempat di Gedung Bradja Mustika, Jalan Raya Sumeru, Kota Bogor. Universitas Djuanda (UNIDA) Bogor, melaksanakan kegiatan wisuda ke-37 semester genap tahun 2017/2018, Rabu (18/7) Ketua Pelaksana Wisuda UNIDA, Dr. H. Anas Alhifni, SEI., M.Si. menjelaskan, acara wisuda tahun ini diikuti sebanyak 302 wisudawan dari tujuh fakultas serta sekolah pasca sarjana. Rincinya, para wisudawan terdiri dari 18 orang mahasiswa Falkutas Hukum, 34 mahasiswa Falkutas Ilmu Sosial dan Politik, 58 mahasiswa Falkutas Ekonomi, 25 mahasiswa Falkutas Ekonomi Islam, 118 Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 24 mahasiswa Falkutas Ilmu Pangan Halal, 14 mahasiswa Falkutas Pertanian, dan 11 magister hukum. “Dalam acara wisuda kemarin, kami juga mengumumkan beberapa pemberian penghargaan kepada insan terbaik. Dimana salah satunya kategori program mahasiswa penghafal Al-Quran atau hafiz.” Papar Dr. H. Anas Alhifni, SEI., M.Si. Ujar Dr. H. Anas Alhifni, SEI., M.Si., program tersebut merupakan kegiatan jangka panjang dan bekelanjutan yang digagas pihak universitas. Dimana para peserta yang mampu mengahafal minimal tujuh juz Al-Quran akan diberikan beasiswa S2 di UNIDA maupun diluar UNIDA secara penuh. “Untuk tahun ini terdapat 20 mahasiswa yang menerima beasiswa dalam program hafiz. Dimana sebagian besar merupakan peserta kegiatan pesantren Universtas Djuanda,” ungkapnya. Salah satu daftar hafidz yang mendapatkan penghargaan beasiswa S-2 di UNIDA maupun diluar UNIDA adalah Saddam Husein Rangkuti. Seusai proses wisuda, wisudawan Fakultas Hukum ini mengatakan bahwa dirinya sebelum berkuliah di UNIDA memang sudah tamat menghafal sebanyak 30 juz dalam kita suci Alquran. “Jadi saya setelah lulus sekolah, memang tidak ada kegiatan, tapi saya menghafal Alquran hingga saya khatam 30 juz. Masuk ke UNIDA, saya mengikuti pesantren mahasiswa Bina Tauhid UNIDA dan kembali menghafal,” ungkapnya dalam wawancara. Program pesantren mahasiswa Bina Tauhid UNIDA sendiri merupakan program yang mencetak hafidz-hafidz kompeten yang memiliki jadwal belajar mulai magrib hingga isya. Jadwal malam pesantren mahasiswa tersebutlah yang tidak membuat Saddam keteteran dengan jadwal kuliah regulernya. Mengikuti program pesantren mahasiswa selama di UNIDA menjadi daya tarik tersendiri lantaran dirinya bisa memperdalam agama dan imannya selama jauh dari keluarga. “Jadi pesan saya, selalu berinteraksi dengan Alquran, karena itu yang akan menolong kita saat susah, dan itu pun untuk orangtua sendiri,” pesan Saddam. Lanjut sadam “Mayoritas para peraih program hafiz, akan meneruskan jenjang perkuliahan S2 di Universitas Djuanda kembali. Besar harapan kami akan ada regenerasi serta, penambahan jumlah peserta kegiatan dari para mahasiswa lainnya,” harapnya. Rektor Universitas Djuanda Bogor, Dede Kardaya mengemukakan, program tersebut akan terus digalakan pihaknya. Dengan tujuan peningkatan ilmu keagamaan bagi para mahasiswa. “Selain pengembangan dan pendalaman mutu akademik mahasiswa. Pembinaan secara nilai keagamaan merupakan salah satu materi inti perkuliahan di UNIDA. Dengan harapan para peserta didik memliki wawasan serta bisa mengamalkan ilmunya ketika menamatkan jenjang perkuliahan, serta pada umumnya untuk alumni setelah lulus dari kampus kita tercinta, kampus bertauhid Universitas Djuanda Bogor diharapkan para alumni yang telah dibekali dengan keterampilan dan kemampuan soft skill serta mendapatkan sertifikat atau surat keterangan pendamping ijazah, dapat bersaing dan memiliki kompetensi yang baik dalam memasuki dunia kerja di era revolusi industry 4.0 ini” tuturnya. Sumber: https://www.unida.ac.id/universitas-djuanda-bogor-gelar-wisuda-ke-37/