Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Agama Islam dan Pendidikan Guru (PGSD) Universitas Djuanda (UNIDA) berhasil mendapatkan hibah dalam program bantuan Inovasi Pembelajaran dan Teknologi Bantu untuk Mahasiswa Berkebutuhan Khusus Tahun 2023.
Pengumuman penerima program bantuan disampaikan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan dalam surat Nomor 3521/E2/DT.00.03/2023 pada Jum’at (30/06/2023).
Rektor UNIDA Prof. Mohamad Ali Fulazzaky, Ph.D mengatakan, UNIDA dalam hal ini berkomitmen penuh untuk mendukung pengembangan inovasi pembelajaran khususnya terkait dengan pendidikan inklusi. Hal ini sesuai dengan amanat dalam Pasal 31ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
“Oleh karena itu, kami mendukung penuh apa yang menjadi keharusan untuk mewujudkan pendidikan bermutu yang inklusif dan berkelanjutan. Kami berkomitmen agar setiap warga negara Indonesia mendapatkan akses pendidikan yang merata dan berkeadilan, tidak terkecuali bagi mereka yang berkebutuhan khusus,” tutur Prof. Mohamad Ali Fulazzaky, Ph.D.
Sementara itu, Dekan FAIPG UNIDA Dr. Zahra Khusnul Latifah, M.Pd.I menyampaikan rasa syukur atas dipercayanya kembali program studi PGSD sebagai penerima Program Bantuan Inovasi Pembelajaran dan Teknologi Bantu untuk Mahasiswa Berkebutuhan Khusus Tahun 2023.
Dr. Zahra Khusnul Latifah, M.Pd.I mengatakan, kegiatan berkaitan dengan program tersebut sudah banyak dilaksanakan sebelumnya, terutama dari penelitian-penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa maupun dosen dalam bidang pendidikan inklusi.
“Tentunya kami sangat bersyukur dengan adanya program bantuan inovasi pembelajaran dan teknologi bantu untuk mahasiswa berkebutuhan khusus ini, karena ini menjadi salah satu program yang ada di FAIPG khususnya untuk prodi PGSD dalam pendidikan inklusi. Jadi ke depan memang dengan adanya bantuan ini, kami berharap bahwa di ranah PGSD sendiri itu bisa mengembangkan sebuah skema pembelajaran yang bisa memfasilitasi mahasiswa berkebutuhan khusus,” tuturnya.
“Sehingga dengan begitu implementasi dari program inklusi itu sendiri itu bisa terwujud di prodi. Ke depan tentunya kami membutuhkan pengembangan-pengembangan dari program ini dalam bentuk yang lebih konkret serta dapat direalisasikan dan diimplementasikan,” sambungnya.